Sabtu, 24 Oktober 2015

toeri etika dan profesi


Teori Etika dan Profesi

Etika

Etika merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” yang berati adat istiadat/kebiasaan yang baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), Etika adalah nilai mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Terdapat begitu banyak pengertian mengenai etika. Menurut Maryani dan Lugido (2001), etika adalah seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur prilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan, yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi. Kemudian, menurut Solomon (2000), terdapat dua definisi yang menggambarkan etika. Pertama, etika adalah karakter individu yang dikategorikan sebagai pengertian orang baik. Kedua, etika adalah hukum sosial yang mengendalikan dan membatasi prilaku seseorang.[1]
Fungsi dari etika adalah sebagai berikut;[2]
a.       Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas yang membingungkan
b.      Etika ingin menampilkan keterampilan intelektual yaitu keterampilan untuk beragumentasi secara rasional dan kritis
c.       Orientasi etis ini diperlukan dalam mengambil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme
Etika memiliki 6 prinsip yaitu; Keindahan, Persamaan, Kebaikan, Keadilan, Kebebasan dan Kebenaran. Keenam prinsip ini lah yang mencoba menjabarkan berbagai pedoman hidup dalam masyarakat. Di dalam etika, terdapat beberapa teori-teori yang dapat meng-aplikasikan etika, diantaranya;
1.      Deontologi; berasal dari bahasa Yunani yaitu “Deon” yang berati kewajiban. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa manusia wajib untuk bertindak secara baik.
2.      Teleologi; dalam teori etika teleologi terdapat pengukuran baik-buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dari tindakan tersebut. Suatu tindakan dinilai baik/bermoral ketika dampak atau akibat yang ditimbulkan dari tindakan tersebut merupakan dampak yang baik dan berguna.
3.      Egoisme Etis; dimana tindakan dari setiap orang pada dasarnya adalah untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Menurut Aristoteles “tujuan hidup dan tindakan setiap manusia adalah untuk mengejar kebahagiaanya. Egoisme ini dapat dianggap bermorak atau etis karena kebahagiaan dan kepentingan pribadi dalam bentuk kehidupan, hak dan keamanan, secara moral dianggap baik dan pantas untuk dipertahankan.
4.      Egoisme Hedonistis; dimana mengartikan tindakan bermoral sebagai tindakan yang mendatangkan kenikmatan dan menghindari penderitaan. Dalam mencapai tujuannya menghalalkan segala cara walaupun mengorbankan hak dan kepentingan orang lain.
5.      Hak; didasarkan pada martabat manusia yang sama dan sederajat
6.      Keutamaan; didefinisikan sebagai disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia bertingkah laku secara baik dan bermoral.[3]

Profesi

            Profesi berasal dari bahasa latin yaitu “professio”, yang berarti pengakuan atau pernyataan publik. Menurut Posner (1995), profesi merupakan suatu pekerjaan yang tidak hanya membutuhkan pengetahuan, pengalaman dan kecerdasan umum, tetapi juga penguasaan kgusus yang berupa abstraksi dari ilmu pengetahuan atau beberapa bidang lain yang memiliki struktur intelektual seperti teologi atau hukum.[4]
            Profesi merupakan suatu bentuk komitmen pribadi tinggi seseorang dalam hal keahlian, kemampuan atau pekerjaan seseorang yang dilaksanakan sebagai mata pencaharian kehidupan pokok, mengandalkan keahlian dan keterampilan tinggi. Profesi memiliki ciri-ciri yang diantaranya;
a.       Keahlian dan keterampilan khusus; profesi memiiliki suatu keahlian dan keterampilan khusus untuk bisa menjalankan pekerjaannya dengan baik
b.      Komitmen; profesi dijalankan oleh seseorang yang berkomitmen moral tinggi untuk melakukan pengabdian diri kepada masyarakat
c.       Izin; profesi tinggi memerlukan perizinan khusus untuk menjalankan profesi tersebut.[5]


Teori Etika dan Profesi

            Dasar dari etika profesi adalah kewajiban pelaku profesi untuk bertindak demi kebaikan /kepentingan klien.[6] Beberapa hal yang menjadi prinsip etika profesi, antara lain;
1.      Tanggung Jawab; seseorang profesional harus bertanggung jawab terhadap segala sesuatu akibat yang dapat terjadi akibat pekerjaan yang dilakukannya. Tanggung jawab tersebut bisa ditujukan kepada kehidupan dan kepentingan orang lain, masyarakat ataupun terhadap diri pribadi.
2.      Keadilan, seorang profesional harus mampu berbuat adil, tidak merugikan hak dan kepentingan orang lain. Serta, memiliki intergritas pribadi dan moralitas tinggi.[7]

Teori Etika Profesi dalam Akuntansi [8]

Suatu profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip moral dan mengatur tentang perilaku profesional (Agoes, 1996). Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada fungsi akuntansi sebagai penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap etika profesi adalah akuntan publik, penyedia informasi akuntansi dan mahasiswa akuntansi (Suhardjo dan Mardiasmo, 2002).
Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan Indonesia. Kode Etik ini mengikat para anggota Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan dapat dipergunakan oleh akuntan lainnya yang bukan atau belum menjadi anggota IAI. Kode Etik adalah norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan dengan kliennya, antara akuntan dengan sejawat, dan antara profesi dengan masyarakat (Sihwajoeni, 2000). Terdapat dua sasaran pokok dari kode etik yaitu: pertama kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian baik secara sengaja ataupun tidak sengaja dari kaum profesional. Kedua kode etik juga bertujuan melindungi keluhuran profesi tersebut dari perilakuperilaku buruk orang-orang tertentu yang mengaku dirinya profesional (Keraf, 1998). Menurut Keraf, prinsip etika profesi adalah (1) tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan, (2) tanggung jawab terhadap dampak kemasyarakatan umum, (3) keadilan, tak melanggar hak orang lain, (4) otonomi berkode etik.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), prinsip etika profesi adalah :
·         Tanggung Jawab Profesi Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
·         Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
·         Integritas Integritas mengharuskan seorang anggota untuk antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.
·         Obyektivitas Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
·         Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
·         Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir. Kerahasiaan Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
·         Prilaku Profesional
·         Setiap anggota harus berprilaku yang konsisten dengan reputasi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Standar Teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Fakta mengatakan bahwa berprilaku profesional diperlukan bagi semua profesi, agar profesi yang telah menjadi pilihan mendapat kepercayaan dari masyarakat (Media Akuntansi 2002). Hunt dan Vitell (1986:5-16) mengatakan bahwa kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka akan adanya masalah etika dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya atau masyarakat dimana profesi itu berada, lingkungan profesinya, lingkungan organisasi atau tempat ia bekerja serta pengalaman pribadinya.


[2] Ibid
[4] Eryati Darwin, dkk. “Etika Profesi Kesehatan” (Yogyakarta;deepublish|publisher, 2014) hlm.6
[6] Daryl Koehn. “Landasan Etika Profesi”. (Yogyakarta;Kanisius,2000) hlm.147

Selasa, 19 Mei 2015

conditional sentence

Conditional Sentences are also known as Conditional Clauses or If Clauses. They are used to express that the action in the main clause (without if) can only take place if a certain condition (in the clause with if) is fulfilled. There are three types of Conditional Sentences.

IF Clause Type 1
Form
IF+ Simple Present, will-Future
Example: If I find her address, I will send her an invitation.
The main clause can also be at the beginning of the sentence. In this case, don't use a comma.
Example: I will send her an invitation if I find her address.

Use
Conditional Sentences Type I refer to the future. An action in the future will only happen if a certain condition is fulfilled by that time. We don't know for sure whether the condition actually will be fulfilled or not, but the conditions seems rather realistic – so we think it is likely to happen.
Example: If I find her address, I’ll send her an invitation.
I want to send an invitation to a friend. I just have to find her address. I am quite sure, however, that I will find it.
Example: If John has the money, he will buy a Ferrari.
I know John very well and I know that he earns a lot of money and that he loves Ferraris. So I think it is very likely that sooner or later he will have the money to buy a Ferrari.
IF Clause Type 2
Form
IF + Simple Past, main clause with Conditional I (= would + Infinitive)
Example: If I found her address, I would send her an invitation.
The main clause can also be at the beginning of the sentence. In this case, don't use a comma.
Example: I would send her an invitation if I found her address.

Were instead of Was
In IF Clauses Type II, we usually use ‚were‘ – even if the pronoun is I, he, she or it –.
Example: If I were you, I would not do this.
Use
Conditional Sentences Type II refer to situations in the present. An action could happen if the present situation were different. I don't really expect the situation to change, however. I just imagine „what would happen if …“
Example: If I found her address, I would send her an invitation.
I would like to send an invitation to a friend. I have looked everywhere for her address, but I cannot find it. So now I think it is rather unlikely that I will eventually find her address.
Example: If John had the money, he would buy a Ferrari.
I know John very well and I know that he doesn't have much money, but he loves Ferraris. He would like to own a Ferrari (in his dreams). But I think it is very unlikely that he will have the money to buy one in the near future.
IF Clause Type 3
Form
IF + Past Perfect, main clause with Conditional II
Example: If I had found her address, I would have sent her an invitation.
The main clause can also be at the beginning of the sentence. In this case, don't use a comma.
Example: I would have sent her an invitation if I had found her address.
Use
Conditional Sentences Type III refer to situations in the past. An action could have happened in the past if a certain condition had been fulfilled. Things were different then, however. We just imagine, what would have happened if the situation had been fulfilled.
Example: If I had found her address, I would have sent her an invitation.
Sometime in the past, I wanted to send an invitation to a friend. I didn't find her address, however. So in the end I didn't send her an invitation.
Example: If John had had the money, he would have bought a Ferrari.
I knew John very well and I know that he never had much money, but he loved Ferraris. He would have loved to own a Ferrari, but he never had the money to buy one.

 Source : http://www.ego4u.com/en/cram-up/grammar/conditional-sentences

artikel conditional clause

The Legend of Malin Kundang
Once upon a time, on the north coast of Sumatra lived a poor woman and his son. The boy was called Malin Kundang . They didn’t earn much as fishing was their only source of income. Malin Kundang grew up as a skillful young boy. He always helps his mother to earn some money. However, as they were only fisherman’s helper, they still lived in poverty. “Mother, what if I sail overseas?” asked Malin Kundang one day to his mother. Her mother didn’t agree but Malin Kundang had made up his mind. “Mother, if I stay here, I’ll always be a poor man. I want to be a successful person,” urged Malin kundang. His mother wiped her tears, “If you really want to go, I can’t stop you. I could only pray to God for you to gain success in life,” said his mother wisely. “But, promise me, you’ll come home.”
In the next morning, Malin Kundang was ready to go. Three days ago, he met one of the successful ship’s crew. Malin was offered to join him. “Take a good care of yourself, son,” said Malin Kundang’s mother as she gave him some food supplies. “Yes, Mother,” Malin Kundang said. “You too have to take a good care of yourself. I’ll keep in touch with you,” he continued before kissing his mother’s hand. Before Malin stepped onto the ship, Malin’s mother hugged him tight as if she didn’t want to let him go.
It had been three months since Malin Kundang left his mother. As his mother had predicted before, he hadn’t contacted her yet. Every morning, she stood on the pier. She wished to see the ship that brought Malin kundang home. Every day and night, she prayed to the God for her son’s safety. There was so much prayer that had been said due to her deep love for Malin Kundang. Even though it’s been a year she had not heard any news from Malin Kundang, she kept waiting and praying for him.
After several years waiting without any news, Malin Kundang’s mother was suddenly surprised by the arrival of a big ship in the pier where she usually stood to wait for her son. When the ship finally pulled over, Malin Kundang’s mother saw a man who looked wealthy stepping down a ladder along with a beautiful woman. She could not be wrong. Her blurry eyes still easily recognized him. The man was Malin Kundang, her son.
Malin Kundang’s mother quickly went to see her beloved son. “Malin, you’re back, son!” said Malin Kundang’s mother and without hesitation, she came running to hug Malin Kundang, “I miss you so much.” But, Malin Kundang didn’t show any respond. He was ashamed to admit his own mother in front of his beautiful wife. “You’re not my Mother. I don’t know you. My mother would never wear such ragged and ugly clothes,” said Malin Kundang as he release his mother embrace.
Malin Kundang’s mother take a step back, “Malin…You don’t recognize me? I’m your mother!” she said sadly. Malin Kundang’s face was as cold as ice. “Guard, take this old women out of here,” Malin Kundang ordered his bodyguard. “Give her some money so she won’t disturb me again!” Malin Kundang’s mother cried as she was dragged by the bodyguard, ”Malin… my son. Why do you treat your own mother like this?”
Malin Kundang ignored his mother and ordered the ship crews to set sail. Malin Kundang’s mother sat alone in the pier. Her heart was so hurt, she cried and cried. “Dear God, if he isn’t my son, please let him have a save journey. But if he is, I cursed him to become a stone,” she prayed to the God.
In the quiet sea, suddenly the wind blew so hard and a thunderstorm came. Malin Kundang’s huge ship was wrecked. He was thrown by the wave out of his ship, and fell on a small island. Suddenly, his whole body turned into stone. He was punished for not admitting his own mother.
The Sentences of Conditional If:
“Mother, what if I sail overseas?” asked Malin Kundang one day to his mother.
. “Mother, if I stay here, I’ll always be a poor man.
“If you really want to go, I can’t stop you.

Before Malin stepped onto the ship, Malin’s mother hugged him tight as if she didn’t want to let him go.

Senin, 20 April 2015

PASSIVE VOICE

·       Pengertian

Passive voive adalah suatu grammatical contruction dimana subjek kalimat tidak melakukan aksi, melainkan menerima aksi oleh agent lain baik disebutkan maupun tidak. Sebaiknya konstruktive aktif subjek berhubungan langsung dan bertindak sebagai pelaku aksi .

·       Contoh  kalimat passive voice pada beberapa tense :

1)                  Simple Present Tense
         
 Aktif   :  Alvin drink a water
                      Pasif    :  Water drank by Alvin

2)                  Simple Past Tense
    
                 Aktif   :  Alvin eaten fried rice last night
                 Pasif    :  fried rice was eaten by Alvin last night


3)                  Simple Future Tense
                        Aktif   :  Alvin will draw a picture
                        Pasif    :  A picture will be drawn by alvin

Sumber ; www.wordsmile.com
                       




Kamis, 26 Maret 2015

PENGERTIAN TOEFL DAN TOEIC


Definisi TOEFL Berdasarkan Tiga Sumber

Test of English as a Foreign Language disingkat TOEFL adalah ujian kemampuan berbahasa Inggris (logat Amerika) yang diperlukan untuk mendaftar masuk ke universitas di Amerika Serikat atau negara-negara lain di dunia. Ujian ini sangat diperlukan bagi pendaftar atau pembicara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris. Ujian TOEFL ini diselenggarakan oleh kantor ETS(Educational Testing Service) di Amerika Serikat untuk semua peserta tes di seluruh dunia.
Jenis tes bahasa Inggris TOEFL ini pada umumnya diperlukan untuk persyaratan masuk kuliah pada hampir semua universitas di Amerika Serikat dan Kanada baik untuk program undergraduate (S-1) maupun graduate (S-2 atau S-3). Hasil tes TOEFL ini juga dipakai sebagai bahan pertimbangan mengenai kemampuan bahasa Inggris dari calon mahasiswa yang mendaftar ke universitas di negara lain, termasuk universitas di Eropa dan Australia. Secara umum, tes TOEFL lebih berorientasi kepada American English, dan sedikit berbeda dengan jenis tes IELTS yang berorientasi kepada British English. Tidak seperti tes IELTS, tes TOEFL ini pada umumnya tidak mempunyai bagian individual interview test. Selain itu TOEFL pada dewasa ini sudah mulai digunakan dalam dunia kerja sebagai salah satu mekanisme rekruitment atau jenjang kenaikan pangkat.Test of English as a Foreign Language disingkat TOEFL adalah ujian kemampuan berbahasa Inggris (logat Amerika) yang diperlukan untuk mendaftar masuk ke universitas di Amerika Serikat atau negara-negara lain di dunia. Ujian ini sangat diperlukan bagi pendaftar atau pembicara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris. Ujian TOEFL ini diselenggarakan oleh kantor ETS(Educational Testing Service) di Amerika Serikat untuk semua peserta tes di seluruh dunia.


TOEFL (Test of English as a Foreign Language) merupakan test yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan seseorang dalam berbahasa Inggris. Test ini ditujukan bagi orang yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu. Umumnya, test ini digunakan sebagai salah satu prasyarat bagi seseorang yang ingin melanjutkan studi atau bekerja di suatu negara yang menggunakan Bahasa Inggris dalam komunikas sehari-hari.

TOEFL adalah singkatan dari Test Of English as a Foreign Language (Test Bahasa Inggris sebagai bahasa asing), yang diorganisir oleh sebuah lembaga di Amerika Serikat yang bernama ETS ( Educational Testing Service ). TOEFL ini penting untuk teman-teman yang ingin belajar atau menuntut ilmu untuk bersekolah di luar negeri. TOEFL ini merupakan indikator untuk memastikan teman-teman yang berasal bukan dari negara yang menggunakan bahasa Inggris, agar dapat mengikuti perkuliahan dengan baik di negara yang menggunakan bahasa Inggris. TOEFL ini digunakan untuk memastikan :
·                Memastikan bahwa mahasiswa tersebut memahami uraian yang diberikan dosen dalam bahasa Inggris (listening skill).
·                Mahasiswa memahami buku-buku textbook yang diwajibkan (reading skill).
·                Mahasiswa mampu membuat tulisan ilmiah dengan tatabahasa yang benar (writing & grammar skill).


KESIMPULAN : TOEFL adalah test yang dilakukkan untuk mengetahui tingkat kemampuan seseorang dalam berbahasa inggris. Pada umum nya test Toefl di glakukan guna sebagai syarat seseorang yang ingin melanjutkan studi atau bekerja di suatu negara yang menggunakan Bahasa Inggris dalam komunikas sehari-hari


Definisi TOEIC Berdasarkan Tiga Sumber

TOEIC adalah singkatan dari Test of English for International Communication, yaitu tes bahasa Inggis untuk komunikasi internasional. TOEIC lebih khusus diperuntukan orientasi pekerjaan. Jika kamu ingin bekerja di luar negeri atau perusahaan asing di Indonesia, maka kamu harus memiliki sertifikasi TOEIC. Materi tes TOEIC hanya listening dan reading. Tipe soal-soal TOEIC biasanya mengarah ke bisnis. Adapun rentang Skor TOEIC adalah 10 - 990.Agar kamu dapat bekerja di luar negeri, usahakan skor TOEIC kamu lebih dari 450


TOEIC adalah singkatan dari Test of English for International Communication. TOEIC digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris penutur non-bahasa Inggris dalam penggunaan bahasa Inggris sehari-hari di lingkungan kerja internasional.

ETS (Educational Testing Service) mengambangkan tes TOEIC untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris dalam lingkungan bisnis yang digunakan secara internasional. Figur utama pencetus tes TOEIC ini adalah seseorang berkebangsaan Jepang, Yasuo Kitoka. Pada tahun 1970, Kitoka mengusulkan kepada ETS untuk membuat soal tes berbasis bisnis bagi para pekerja Jepang yang bekerja di perusahaan internasional. ETS mulai mengembangkan tes TOEIC pada tahun 1977 dan tes TOEIC pertama kali dilakukan di Jepang pada tahun 1979.


            TOEIC (Test of English for International Communication)adalah tes yag mengukur seberapa baik bahasa Inggris yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari baik lisan maupun tulisan.
Kegunaan:
Apapun profesinya, TOEIC akan memudahkan tercapainya cita-cita Anda.
1. Pencari kerja: bukti kemampuan bahasa Inggris yang dibutuhkan di dunia kerja.
2. Karyawan : bukti kompetensi untuk menduduki posisi yang lebih tinggi.
3. Siswa : alat ukur perkembangan kemampuan berbahasa Inggris.


KESIMPULAN

Tujuan
TOEIC: mengukur kemampuan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi di lingkungan global.
TOEFL: mengukur kemampuan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses pendidikan.
Fokus
TOEIC: Bahasa Inggris yang kita gunakan sehari-hari, seperti membaca memo, menerima telepon, mengirim email, dll.
TOEFL: Bahasa Inggris yang digunakan di kampus, seperti antara mahasiswa dan dosen di kelas, mahasiswa dan staf kampus, antar mahasiswa. Temanya total/pure/menyeluruh hanya tentang dunia kampus
Ini juga yang bikin saya heran, kenapa sampai dulu Pak Mentri mewajibkan pegawainya ikut tes TOEFL, padahal, mereka tidak akan menghadapi situasi yang diujikan di TOEFL, kecuali mereka mau dikirim ke luar negeri buat kuliah. Ah, kalau saya jadi salah satu pegawainya dulu, saya bakal GR, curiga si Bapaknya mau ngirim saya ke luar negeri.  Hihihi…. (baca: ketawa geli kayak ringtone anak kecil lagi ketawa, bukan kayak suara Mak Lampir :p)
Kegunaan
TOEIC: untuk dasar rekrutmen perusahaan, dasar pengukuran kemampuan bahasa Inggris perusahaan, digunakan pre and post training untuk mengukur perkembangan kemampuan setelah training (training bahasa Inggris ya, tentunya, bukan training komputer).
TOEFL: untuk aplikasi beasiswa atau mendaftar kuliah ke luar negeri.
Format
TOEIC: Paper Based (menggunakan pensil dan lembar jawaban komputer - pake penghapus karet juga ding)
TOEFL: Internet Based (menggunakan komputer dengan koneksi internet)
Skor
TOEIC = 10 - 990
TOEFL= 0 - 120