Senin, 29 Desember 2014

Tugas 3 Proposal


BAB 1
PENDAHULUAN


LATAR BELAKANG
Masalah sosial muncul akibat terjadinua perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain

Masalah sosial merupakan kondisi yang tidak diinginkan karena mengandung unsur-unsur yang dianggap merugikan baik dari segi fisik maupun nonfisik bagi kehidupan bermasyarakat. Lebih dari itu, masalah sosial sering juga mengandung unsur yang dianggap merupakan pelanggaran dan penyimpangan terhadap nilai, norma dan standar sosial tertentu.

Masalah sosial merupakan kondisi yang perlu diubah dan diperbaiki, dengan demikian penanganan masalah merupakan suatu usaha atau suatu proses untuk melakukan perubahaan ke arah perbaikan.






RUMUSAN MASALAH

Apa itu masalah sosial
Sebab-sebab masalah sosial
Pemecahan Masalah sosial

BAB 2
ISI



1.        Masalah Sosial, Batasan dan Pengertian
Masalah sosial menyangkut nilai-nilai  sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang inmoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Oleh sebab itu, maslah-masalah sosial tak akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Sosiologi menyangkut teori yang hanya dalam batas tertentu menyangkut nilai-nilai sosial dan moral, yang terpokok adalah aspek ilmiahnya.
Maslah sosial masyarakat menyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan masyarakat, sedangkan problema sosial meneliti gejala-gejala abnormal masyarakat dengan maksud untuk memperbaiki atau bahkan untuk menghilangkannya. Sosiologi menyelidiki persoalan-persoalan umum dalam masyarakat dengan maksud untuk menemukan dan menafsirkan kenyataan-kenyataan kehidupan masyrakat. Sementara itu, usaha-usaha perbaikannya merupakan bagian dari pekerjaan sosial. Dengan kata lain sosiologi berusaha untuk memahami kekuatan-kekuatan dasar yang berda di belakang tata kelakuan sosial. Pekerjaan sosial berusaha untuk menganggulangi gejala-gejala abnormal dalam masyarakat, atau untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau, menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam keadaan normal terdapat integrasi serta keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan antar unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat. Apabila antar unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan sosial akan terganggu sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok.


2.        Klasifikasi Masalah Sosial dan Sebab-Sebabnya
Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor ekonomis, biologis, biofsikologis dan kebudayaan. Setiap masyarakat mempunyai norma yang bersangkut-paut dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental, serta penyesuaian diri individu untuk kelompok sosial. Penyimpangan-penyimpangan terhadap norma-norma tersebut merupakan gejala abnormal yang merupakan maslah sosial. Sesuai dengan sumber-sumbernya maslah sosial dapat diklasifkasikan dalam keempat kategori diatas.
Problema-problema yang berasal dari faktor ekonomis antara lain kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya. Penyakit, misalnya berasall dari faktor bilogis. Dari faktor fsikologis timbul seperti penyakit saraf (neurosis), bunuh diri, disorganisasi jiwa, dan seterusnya. Sementara itu persoalan yang menyangkut perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik, dan keagamaan bersumber  pada faktor kebudayaan.

3.        Ukuran-Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial
Didalam menentukan apakah suatu masalah-masalah problema sosial atau tidak, sosiologi menggunakan beberapa pokok persoalan sebagai ukuran, yaitu sebagai berikut :
a.      Kriteria Utama
Suatu maslah sosial, yaitu tidak adanya persesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial.  Unsur-unsur yang pertama dan pokok masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata hidupnya. Artinya, adanya kepincangan-kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi dalam kenyataan pergaulan hidup.
b.      Sumber-Sumber Sosial dan Masalah Sosial
Pernyataan tersebut diatas sering kali diartikan secara sempit, yaitu masAlah sosial merupakan persoalan-persoalan yang timbul secara langsung dari atau bersumber langsung pada kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi, sebab-sebab  terpenting maslah sosial haruslah bersifat sosial. Ukurannya tidaklah semata-mata pada perwujudannya yang bersifat sosial, tetapi juga sumbernya. Berdasarkan jalan pikiran yang demikian, kejadian-kejadian yang tidak bersumber pada perbuatan manusia bukanlah mer upakan maslah sosial.
c.       Pihak-Pihak  yang Menetapkan Apakah suatu Kepincangan Merupakan Masalah Sosial atau Tidak.
Dalam hal ini para sosiologi harus mempunyai hipotesis sendiri untuk kemudian diujikan pada kenyataan-kenyataan yang ada. Sikap masyarakat itu sendirilah yang menentukan apakah suatu gejala merupakan suatu maslah sosial atau tidak.
d.      Perhatian Masyarakat dan Masalah Sosial
Suatu masalah yang merupakan manifest social problem adalah kepincangan-kepincangan yang menurut keyakinan masyarakat dapat diperbaiki, dibatasi atau bahkan dihilangkan. Lain halnya dengan latent social problem yang sulit diatasi karena walaupun masyarakat tidak menyukainya, masyarkat tidak berdaya untuk mengatasinya. Di dalam mengatasi maslah tersebut, sosilogi seharusnya berpegang pada perbedaan kedua macam masalah tersebut yang didasarkan pada sistem nilai-nilai masyarakat; sosiologi seharusnya mendorong masyarakat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan yang diterimanya sbagai gejala abnormal yang mungkin dihilangkan atau diatasi.

4.        Beberapa Masalah Sosial Penting
Ada beberapa persoalan penting  yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat , misalnya sebagai berikut :
·           Kemiskinan
·           Kejahatan
·           Disoganisasi Keluarga
·           Masalah Generasi Muda Dalam Masyarakat Modern
·           Peperangan
·           Masalah Kependudukan
·           Maslah Lingkungan Hidup
·           Birokrasi
·           Pelanggaran terhadap Norma-Norma Masyarakat
o   Pelacuran
o   Delinkuensi Anak-Anak
o   Alkoholisme
o   Homoseksualitas
5.      Pemecahan Masalah Sosial
Dalam memecahkan masalah sosial ada beberapa metode yang dapat digunakan yaitu, metode preventif dan metode represif. Metode yang preventif jelas lebih sulit dilaksanakan karena harus didasarkan pada penelitian yang mendalam terhadap sebab-sebab terjadinya masalah sosial. Artinya, setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai masalah sosial, baru diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya. Di dalam mengatasi sosial, tidaklah semata-mata melihat aspek sosiologis, tetapi juga aspek-aspek lainnya. Dengan demikian, diperlukan suatu kerja sama antara ilmu pengetahuan kemasyarakatan pada khususnya untuk memecahkan masalah sosial yang dihadapi tadi.







BAB 3
PENUTUPAN

A.      KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah maslah sosial ini adalah :
1.             Masalah sosial menyangkut nilai-nilai  sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang inmoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak.
2.             Sesuai dengan sumber-sumbernya maslah sosial dapat diklasifkasikan dalam keempat kategori, yaitu  faktor-faktor ekonomis, biologis, biofsikologis dan kebudayaan.
3.             Ukuran- Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial meliputi,  Kriteria Utama, Sumber-Sumber Sosial dan Masalah Sosial, Pihak-pihak   yang Menetapkan Apakah suatu Kepincangan Merupakan Masalah Sosial atau Tidak, Perhatian Masyarkat dan Masalah Sosial
4.             Beberapa masalah sosial penting meliputi, kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga, masalah generasi muda dalam masyarakat modern, peperangan, pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat, masalah kependudukan, masalah lingkungan hidup, birokrasi.
5.             Dalam memecahkan masalah sosial ada beberapa metode yang dapat digunakan yaitu, metode preventif dan metode represif.
Sumber : http://sardianto-aet12.blogspot.com/2013/07/makalah-tentang-masalah-sosial-dalam.html

Tugas 2 Mitos ( Angka 13 )

Misteri angka 13 - Angka 13, adalah salah satu angka yang dianggap sebagaian besar masyarakat di dunia, memiliki nilai mistis tersendiri. Fenomena ini banyak menyebar di negara negara dunia, termasuk Indonesia. lantas mengapa angka 13 dipandang sebagai angka yang membawa sial?

 Pada dasarnya, hal ini bersumber terhadap kepecayaan kepada tahayul dan berbagai macam mitos yang berasal dari pengetahuan kuno bernama Kabbalah. Kabalah adalah sebuah ajaran mistis kuno, yang telah dihafalkan oleh Dewan Penyihir tertinggi rezim Fir'aun yang kemudian diteruskan kepada para pengikutnya oleh para penyihir, pesulap, peramal, tokoh paranormal, dan sebagainya, terlebih oleh kaum tertentu yang kemudian mengangkatnya menjadi satu gerakan politik. Dan sekarang ini, Paham Kabbalah telah menjadi trend baru di kalangan selebritis dunia.

ada beberapa Fakta Unik Mengenai Angka 13 yaitu diantaranya :

1. Biasanya hotel dan rumah sakit tidak memiliki kamar dengan nomor 13
2. Banyak kota yang tidak memasang angka 13 sebagai nama jalan
3. Jika huruf nama anda ada 13 anda dikatakian  memiliki Devils Luck
4. Banyak bandara tidak memiliki Gate dengan nomor 13
5. Banyak pesawat tidak memiliki koridor 13
6. Italia menghapus angka 13 dari lotere nasional mereka
7. 80% dari bangunan bangunan tinggi tidak memiliki lantai dengan nomo0r  13
8. Di jalanan Florence di Italia, rumah diantara nomor 12 dan 14 diberi istilah rumah nomor 12 setengah
9. Dalam hukuman gantung ada 13 knot menuju jeratan dan 13 knot sebelum kematian
10. Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, selalu melengkapi kaum sosialita disebut quatorziens (fourteeners) , dan selalu menyempatkan diri sebagai tamu ke 14 untuk menjaga pesta makan malam dari nasib sial dari angka 13.
11. Misi Penerbangan Apollo 13 sarat dengan nasib sial dan tragedi yang dihubungkan dengan kesialan
12. Kartu Tarrot ke13 adalah kematian, disimbolkan dengan gambar Grim Ripper
13. Ada yang berpendapat, bahwa Kode Hammurabi di Babilonia (sekitar 1780 SM) yang harus disalahkan atas mitos nomor 13 yang beredar, karena hukum nomor 13 dihilangkan dari Kode.

Faktanya :

Namun tidak selalu angka 13 memiliki kesialan. Bagaimana dengan serangan 11 September di gedung WTC Amerika atau peristiwa Tsunami Aceh 26 Desember.? Apakah kita akan menganggap tanggal tersebut menjadi angka sial ?

Bagaimana jika kita diberi uang 13 dolar atau Rp 13 juta atau Rp 13 Milyar atau bahkan Rp 13 Triliun.? Apakah kita akan menolaknya dan mengatakan, uang tersebut adalah nominal kesialan.? Wah, jika urusan uang, rasanya angka 13 bukanlah angka sial namun angka keberuntungan.

Berarti kesimpulannya, mitos angka kesialan itu hanya tercipta karena ketakutan dalam pikiran kita. Jadi jangan takut lagi akan angka 13 ya guys… Angka 13 itu angka yang baik bagi semua orang.

Tugas 2 rangkuman

Tugas bahasa indonesia 2
Nama : Vallian Audrey I
Kelas : 3EB03
Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang berupa sistem simbol bunyiyang dihasilkan dari ucapan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana untuk berinteraksi dengan manusia lainnya di masyarakat. Untuk kepentingan interaksi sosial itu, maka dibutuhkan suatu wahana komunikasi yang disebut bahasa. Setiap masyrakat tentunya memiliki bahasa.
Dalam komunikasi sehari-hari alat yang sering digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa, baik berupa bahasa tulis maupun bahasa lisan.  Bahasa sebagai sarana komunikasi tentunya mempunyai fungsi berdasarkan kebutuhan seseorang secara sadar atau tidak sadar yang digunakannya. Bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan diri, alat komunikasi, dan sarana untuk kontrol sosial.

Jadi apakah kita perlu mempelajari unsur-unsur dalam Bahasa Indonesia seperti Fungsi Bahasa, Ragam Bahasa, EYD, Alinea dan lain-lain untuk membuat sebuah penulisan atau karangan ilmiah? Menurut saya perlu karena dalam membuat karangan atau tulisan kita harus menyampaikan pesan yang telah kita buat dalam sebuah karangan atau tulisan kepada pembaca agar memperoleh infomarsi yang bermanfaat. Inti bagaimana kita bisa menyampaikan sebuah informasi kalau kita tidak bisa memahami fungsi dari bahasa tersebut. Dan bagaimana pesan yang kita sampaikan tersampaikan dengan baik kalau tidak disampaikan atau dibacakan dengan baik dan benar.

Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf , 1997 : 3). Sedangkan Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Sebagai pemakai bahasa, tentunya kita pernah mengalami kesulitan komunikasi secara lisan maupun tulisan. Hal ini sering terjadi jika kita dituntut menggunakan bahasa yang teratur yang cenderung kaku bagi kepentingan tertentu contohnya dalam sebuah pidato, rapat, atau semacamnya. Sering kali kita terbata –bata dalam mengucapkannya maupun menuliskannya atau bahkan mencampurkan bahasa standar dengan non standar.

Unsur tersebut adalah ragam bahasa, ejaan, diksi, kalimat, alinea dan pengembangan, perencanaan penulisan karangan ilmiah, kerangka karangan, kutipan dan catatan kaki, abstrak dan daftar pustaka. Namun, apakah harus dengan mempelajari semua 9 unsur tersebut? Dalam berkomunikasi tentunya kita menggunakan bahasa. Tentunya masing – masing pemakaian bahasa berbeda – beda tergantung menurut pemakaian seperti topik yang dibicarakan, hubungan pembicara seperti kawan bicara, orang yang dibicarakan. Contohnya saat kita sedang berada pada sebuah rapat tentunya kita menggunakan bahasa baku karena sedang dalam suasana yang resmi. Membuat surat keterangan dinas pastinya menggunakan kosa kata bahasa baku.

Lain halnya jika kita sedang berada di lingkungan rumah kita tidak diharuskan menggunakan bahasa baku, berkumpul bersama teman – teman sebaya tentunya kita sering menggunakan bahasa tak baku. Itulah yang dinamakan ragam bahasa atau variasi bahasa. Perlunya mempelajari ragam bahasa memberikan kita kemudahan menggunakan bahasa dalam situasi serta pemakaian yang tepat. Dalam penulisan pun kita juga dituntun dalam menggunakan pilihan kata yang tepat/ diksi dalam menyusun kalimat yang baik sesuai ejaan yang ada, membuat perencanaan perencanaan penulisan, kerangka karangan. Sehingga penulisan yang kita buat sesuai dengan aturan.

Jadi kesimpulan kita perlu mempelajari unsur-unsur dalam bahasa Indonesia terutama tulisan karena unsur tersebut memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain sehingga kita dapat menyampaikan pesan yang telah kita tuliskan dalam sebuah gagasan- gagasan dalam sebuah penulisan agar tersampai dengan baik dan benar.